Tangguh Terkoneksi
Hari HAM Internasional 2021
Transformasi Korban PHB menjadi Penyintas Tangguh Terkoneksi
JAKARTA - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menggelar serangkaian kegiatan memeringati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional tahun 2021. Dimulai dengan menyapa para penyintas peristiwa pelanggaran HAM yang berat (PHB) dari barat, tengah dan timur Indonesia, dan diakhiri dengan gelaran diskusi publik bekerja sama dengan Uni Eropa.
Diskusi bertema, "Tangguh Terkoneksi: Pemulihan Korban Pelanggaran HAM yang Berat di Masa Lalu" di Jakarta, Kamis (16/12-2021) itu dibuka Wakil Ketua LPSK Maneger Nasution dan dilanjutkan dengan kata pembuka dari Margus Solnson, Kepala Bagian Politik, Media dan Informasi Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam.
Wakil Ketua LPSK Maneger Nasution menegaskan, meski belum ada lagi pengadilan HAM untuk mengungkap peristiwa PHB, pada dasarnya negara sudah berupaya melakukan pemulihan korban melalui LPSK. "Sampai saat ini, LPSK telah melakukan pemulihan terhadap 3.962 korban PHB," ungkap dia.
Dengan demikian, Nasution tidak sepenuhnya sependapat jika masih ada pihak-pihak yang menilai negara sama sekali belum berbuat atau memberikan perhatiannya bagi para korban PHB.
Terkait kegiatan menyapa penyintas PHB di beberapa daerah oleh LPSK dalam memeringati Hari HAM Internasional tahun ini, kata Nasution, hal itu tidak lain bertujuan menampung aspirasi dan harapan korban. "LPSK berharap mereka dapat bertransformasi menjadi penyintas tangguh dan terkoneksi dengan rekan-rekan penyintas lainnya," kata Nasution.
Direktur Jenderal HAM Kemenkumham Mualimin mengungkapkan, tim terpadu yang dipimpinnya juga sempat turun menemui para korban PHB. Aspirasi yang diperoleh hampir sama, yaitu bagaimana korban mempertanyakan hak-haknya.
Sementara itu, diskusi publik bertema, "Tangguh Terkoneksi: Pemulihan Korban Pelanggaran HAM yang Berat di Masa Lalu yang dipandu Stafeni Ginting itu menghadirkan tiga narasumber, yaitu Tenaga Ahli KSP Mugiyanto, Tenaga Ahli LPSK Syahrial Martanto dan Dosen Universitas Paramadina Atnike Sigiro dan ditutup dengan penampilan musik dari Hara (Rara Sekar).